Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita ridak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
1 Korintus 13: 9-10
Keadaan tidak selalu berlangsung sesuai rencana dan gagasan pribadinya, namun Paulus tidak mengomel atau bimbang. Ia yakin akan satu hal: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil dengan rencana Allah." (Roma 8:28).
Ketika tubuh jasmaninya yang lelah dan babak belur mulai melemah di bawah tekanan, ia beujar penuh kemenangan, "Karena kami tahu, bahwa jika kemah [tubuh jasmani] kita dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2 Korintus 5:1).
Dunia mnyebut Paulus bodoh karena meyakini bahwa manusia dapat mengambil bagian dalam kehidupan kekal lewat iman. Namun, ia menyadari dengan sukacita, "Aku tahu kepada siapa aku percaya, dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (II Timotius 1:12).
Tiap-tiap pernyataan penuh kemenangan ini berdengung dengan nada pengharapan dan jaminan hidup kekal. Meskipun umat kristiani tidak kebal terhadap kematian dan tidak dapat hidup selama-lamanya di bumi ini, namun kematian itu menenteramkan, bukan menakutkan, suatu awal baru, bukan akhir, suatu langkah lanjutan dalam perjalanan menuju sorga, bukan lompatan ke dalam kegelapan yang asing.
Tiap-tiap pernyataan penuh kemenangan ini berdengung dengan nada pengharapan dan jaminan hidup kekal. Meskipun umat kristiani tidak kebal terhadap kematian dan tidak dapat hidup selama-lamanya di bumi ini, namun kematian itu menenteramkan, bukan menakutkan, suatu awal baru, bukan akhir, suatu langkah lanjutan dalam perjalanan menuju sorga, bukan lompatan ke dalam kegelapan yang asing.
Bagi banyak orang, racun ilmu pengetahuan materialistik telah meluruhkan iman mereka pada kehidupan kekal. Tapi, mari kita hadapi kenyataan-rumus E= MC2 Einstein tidak bisa menjadi pengganti yang memuaskan bagi rumus Iman + komitmen = Pengharapan.
Paulus beriman pada kristus dan berkomitmen penuh pada-Nya. Hasilnya, ia tahu pasti bahwa Kristus mampu memelihara kehidupan nya selama-lama nya. Iman yang teguh dan pengharapan yang hidup merupakan hasil dari komitmen tanpa pamrih kepada Yesus Kristus.